BANDAR LAMPUNG – Hari pertama sekolah memang menjadi momen berharga bagi sebagian orang. Termasuk Yessi, warga Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung. Ini merupakan hari pertama anaknya Muhammad Habibi masuk sekolah.
Yessi menceritakan Habibi baru saja menjadi siswa baru kelas 1 di SD 2 Al Azhar Bandar Lampung. Namun meski putranya sudah pernah bersekolah di TK, ia menceritakan Habibi sempat menangis dan tak mau ditinggal sang ibu.
“Anaknya TK juga kok di deket rumah kebetulan ada TK. Kalau di TK sih cuma seminggu ditungguin langsung seterusnya berani. Kalau ini matanya berair terus dan tidak mau ditinggal, mungkin karena belum punya teman. Tapi besok kayaknya sudah bisa ditinggal,” kata Yessi, Senin 17 Juli 2023.
Yessi juga mengatakan di hari pertama sekolah ini juga dirinya dan sang anak harus bangun lebih pagi karena jam masuk sekolah di SD lebih awal dibanding jam masuk TK.
“Iya kita jadi bangun lebih pagi, jam 5 sudah kita bangunin anaknya, buat persiapan bekal, susu dan sarapan juga, sampai ngaterin depan gerbang. Soalnya SD kan masuknya jam 7 ya, beda dengan waktu TK yang masuknya jam 8,” ujarnya.
Meski begitu, Yessi menyampaikan Habibi terlihat antusias untuk masuk sekolah. Ia berharap anaknya bisa cepat beradaptasi di sekolah sehingga bisa belajar dengan nyaman.
Sementara itu Wakil Kepala Kurikulum SD 2 Al Azhar Bandar Lampung, Diyan Firmansyah mengatakan sekolahnya tahun ini menerima sebanyak 66 siswa kelas 1 untuk 3 rombongan belajar.
“Karena ini hari pertama masuk sekolah jadi kita masih dalam masa pengenalan sekolah dulu. Masa pengenalan ini ada tiga hari yakni tanggal 17, 18, dan 20 karena 19 ada libur tahun baru hijriah,” katanya.
Ia menjelaskan untuk hari pertama masa perkenalan siswa terdapat pembukaan dan seremoni dengan pelepasan balon. Di hari kedua ada pengenalan ekskul dari dalam sekolah, dan hari ketiga ada senam bersama dan pengenalan ekskul dari pihak ketiga seperti bersama SD Al Azhar 1 dan SD Al Azhar 3.
Diyan juga mengungkapkan pengenalan sekolah ini juga menjadi cara sekolah agar anak tidak merasa asing baik kepada lingkungan sekolah maupun pada guru dan teman-temannya sehingga nyaman dan tidak selalu ingin didampingi orang tuanya.
“Lewat pengenalan sekolah ini kita ingin sekolah bisa dijadikan rumah kedua bagi siswa. Jadi mereka merasa nyaman di sekolah, belajar jadi menyenangkan sehingga apa yang diajarkan oleh guru itu bisa diterima dengan baik,” imbuhnya.
Menurutnya siswa sekolah juga harus diberitahu secara langsung lokasi fasilitas sekolah seperti toilet, perpustakaan, ruang belajar, masjid, dan lainnya sehingga siswa kedepannya bisa dilepas oleh orang tuanya dan mandiri dengan bapak ibu guru disekolah.
Selain itu, ia melanjutkan saat ini siswa SD nya rata-rata merupakan lulusan dari TK sehingga dari segi keberanian anak sudah mulai berani untuk ditinggalkan sendiri di sekolah.
“selain itu untuk membuat anak nyaman kita masukan paradigma ke mereka bahwa kita adalah orang tua mereka di sekolah jadi mereka tidak sungkan, karena kita punya motto mendidik anak seperti anak kandung sendiri,” imbuhnya.
Meski begitu, siswa SD di sekolahnya tidak wajib harus lulus dari TK dahulu, hanya saja sebagian besar orang tua kinu sudah wajar pendidikan dini sehingga sudah banyak anak sudah mengenal huruf dan angka. (IQB)