Penerimaan Jalur Afirmasi PPDB SMAN 15 Diduga Jadi Ajang Money Panitia Sekolah

Portalberitalampung.com (SMSI) BANDARLAMPUNG – Sistem penerimaan siswa baru untuk Sekolah Tingkat Atas Negeri (SMAN) melalui Jalur Afirmasi (warga miskin), diduga menjadi ajang bisnis sindikat oknum panitia sekolah memuluskan kepentingan kelompok.

Pasalnya, jalur Afirmasi yang diperuntukkan bagi siswa miskin sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat sekitar, tidak menjadi acuan untuk dapat diterima di sekolah tersebut.

Hal ini seperti yang dialami warga siswa miskin sekitar SMAN 15 yang mendaftar melalui jalur Afirmasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada 26/27 juni 2024 di SMA tersebut.

Dari hasil seleksi PPDB SMAN 15 Bandarlampung banyak menuai kejanggalan dalam proses verivikasi berkas oleh tim panitia seleksi (Pansel) PPDB dilapangan dan tanpa melakukam survey terkait kehidupan warga miskin tersebut.

Amel, anak tertua buruh bangunan yang tinggal digubuk reot dan tanah menumpang ditempat orang dengan fasilitas kehidupan mengandalkan bantuan miskin dari Pemerintah, terpaksa tidak bisa meneruskan sekolah karena ditolak oleh tim panitia seleksi SMAN15 Bandarlampung dengan alasan jarak zonasi kurang dekat.

Yang menjadi pertanyaan orangtua warga miskin ini, kenapa jarak terdekat yang menjadi patokan bukan kondisi kehidupan dan fakta lapangan.

“Kalau yang diutamakan jarak, buat apa ada jalur miskin. Kan ada jalur zonasi. Lagipula jarak rumah saya dengan sekolah tidak jauh dan masih satu kecamatan,” keluh ortu siswa Sabtu (22/06/2024).

Adin Sofyan, tokoh pemuda masyarakat kelurahan Waykandis merasa kecewa dengan kebijakan sekolah yang dinilai ia tak sesuai dengan ketentuan.

“Saya menilai banyak kejanggalan, itu amel saya tau dari keluarga ekonominya dibawah rata”, rumahpun terbuat dilapisi triplek dan papan dan dibangun diatas tanah orang (Menumpang), kok bisa-bisanya tim panitia seleksi tidak turun kerumahnya dan karna melihat dari jarak saja memutuskan untuk tidak diterima, harusnya cek dahulu rumahnya, jalur afirmasi ini kan untuk yang benar-benar layak dibantu, kok seperti ini tim panselnya,” ujarnya Adin Sofyan, dikediamannya Minggu,(24/06/2024)

Sofyan juga meminta Pj Gubernur Lampung agar mengkroscek tim panitia sekolah SMAN15 Bandarlampung agar dalam proses verifikasi bisa berjalan transparan dan terbuka.

“Saya meminta untuk pj gubernur kita yang baru agar bisa turun ke SMAN15, karna kalau menunggu dinas pendidikan lampung sulit untuk ditemui guna keterbukaan informasinya, saya mohon bapak gubernur agar membuka hati menolong rakyat yang benar-benar tidak mampu agar dibantu,” kata Adin Sofyan.

Ia juga meminta pihak Dinas Pendidikan Provinsi lampung agar mengawal dengan benar pihak panitia seleksi yang dilapangan agar kerja dengan sesuai ketentuan.

“Saya minta pihak dinas pendidikan agar buka mata terhadap banyaknya carut marut proses PPDB yang berjalan sekarang, jalur afirmasi itu untuk masyarakat ekonomi dibawah rata-rata dan wajib kita pertimbanhkan, saya minta dinas jangan Duduk Diam Doang (D3), jangan hanya melihat dari segi rumahnya dekat dengan sekolah langsung diterima, tanpa menimbang yang berhak dan layak mendapatkan jalur afirmasi tersebut,” tambahnya dengan raut kecewa.

Disisi lain, Lia siswa yang ditolak dalam jalur afirmasi memohon agar gubernur dapat membantu nya untuk meneruskan cita-citanya.

“Iya kak, saya minta tolong untuk gubernur lampung agar bisa membantu saya, mohon pak bantu saya karna saya ingin meneruskan pendidikan kejenjang selanjutnya agar bisa merubah kehidupan keluarga saya kelak nanti,” mintanya Lia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *