PORTALBERITALAMPUNG.COM, BANDAR LAMPUNG – Banjir melanda Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Teluk Betung Timur, Bandar Lampung, pada Kamis petang kemarin.
Banjir menyebabkan kerusakan di sejumlah fasilitas, termasuk sekolah, kantor kecamatan, dan rumah warga.
Salah satu yang terdampak paling parah adalah SMPN 27 Bandar Lampung.
Dari total 24 ruang kelas di sekolah tersebut, sebanyak 18 ruangan terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 30 cm.
Buku-buku di perpustakaan ikut terendam, sementara bangku dan meja sekolah tersapu oleh arus deras yang masuk melalui celah gerbang.
Pasca banjir, lumpur setinggi mata kaki masih menggenangi lingkungan sekolah.
Alat berat dikerahkan untuk membantu membersihkan sisa-sisa lumpur, di depan sekolah. Sementara, siswa dan guru turut serta dalam upaya pemulihan.
Meski seharusnya sudah mulai libur Ramadan, para siswa tetap datang ke sekolah untuk membantu membersihkan ruang kelas dan halaman sekolah.
Asfar, salah satu siswa SMPN 27 Bandar Lampung, mengatakan bahwa ini merupakan pengalaman yang sangat berat bagi mereka. Para siswa bersama guru harus bergotong-royong agar sekolah bisa kembali digunakan.”
Plt. Kepala SMPN 27 Bandar Lampung, Eliya Sevawati, mengungkapkan bahwa ini adalah banjir terparah dari tiga kali kejadian serupa yang melanda sekolah mereka sejak sekolah mereka sejak Januari lalu.
“Banjir sebelumnya sudah cukup mengganggu aktivitas belajar, tetapi kali ini dampaknya jauh lebih besar. Air masuk dengan deras melalui celah gerbang dan langsung menggenangi ruangan-ruangan sekolah,” ungkapnya.
Menurut Eliya, genangan air yang cepat naik membuat beberapa fasilitas sekolah tidak sempat diselamatkan.
Banyak buku di perpustakaan yang terkena air, dan beberapa peralatan sekolah rusak akibat lumpur yang masuk ke dalam ruangan.
Pihak sekolah berharap adanya solusi jangka panjang agar kejadian ini tidak terus berulang.
“Kami berharap ada upaya konkret dari pihak berwenang, seperti perbaikan drainase atau pembangunan tanggul, agar sekolah ini tidak lagi menjadi langganan banjir,” tambah Eliya.
Saat ini, proses pembersihan masih terus berlangsung dengan bantuan dari siswa, guru, serta warga sekitar.
Pemerintah setempat juga telah menurunkan alat berat untuk mempercepat penanganan lumpur yang menggenangi area sekolah dan permukiman warga. (*)